Penyakit Kencing Manis atau diabetes melitus merupakan penyakit endokrin yang dapat memicu komplikasi diabetes yang melibatkan multiorgan: ginjal, syaraf, mata, kulit dan sebagainya.
Pada organ kulit, penyakit diabetes melitus memberikan manifestasi yang bervariasi, namun mekanisme pasti belum diketahui. Diduga berhubungan dengan kondisi hiperglikemia atau disfungsi insulin, kerusakan yang ditimbulkan terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui pembuluh darah, neurologi atau sistem imun).
Kondisi hiperglikemia berperan penting dalam sistem regulatori protein seperti kolagen, jika regulatori protein ini terganggu maka akan terjadi penumpukan protein non-enzymatic glycosylation (NEG).
Produksi NEG pada proses penuaan kronologis, secara normal terjadi, tetapi produksi NEG ini tidak sebanyak saat hiperglikemia. Adanya penumpukan NEG ini menyebabkan akumulasi protein advanced glycosylation end products (AGEs), oleh karena NEG tidak dapat didegradasi, akibatnya terjadi penurunan solubilitas asam dan enzimatik di dalam kolagen kulit. Inilah jawaban kenapa pada penderita DM dapat terjadi gangguan retinopati, nefropati maupun mikrovaskuler.
Pada penderita DM terjadi penurunan inervasi sensori kulit, hal ini merupakan predisposisi terjadinya trauma atau infeksi. Adanya kondisi hiperglikemia juga menyebabkan gangguan mekanisme sistem imunoregulasi, berakibat gangguan menurunnya daya kemotaksis, fagositosis dan kemampuan bakterisidal sel lekosit maka kemudahan infeksi maupun ulkus.
Pada penderita DM juga terjadi disregulasi metabolisme lipid, maka terjadilah hipertrigliserid yang memberikan manifestasi kulit sebagai xantoma eruptif. Sementara pada penderita diabetes melitus tipe 2 resisten terhadap insulin sering terjadi hiperinsulinemia, hal ini menyebabkan abnormalitas pada proliferasi epidermal dan terjadi akantosis nigrikan.
Dikutip dari artikel asli:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar